EXPOSURE (PENCAHAYAAN)


Ketersediaan : Tersedia

EXPOSURE (PENCAHAYAAN)

Exposure / eksposur adalah jumlah cahaya, paparan cahaya yang terima oleh sensor dalam kamera kita dalam suatu pemotretan. Jika  paparan  cahaya  yang  diterima  terlalu  banyak  atau lama maka  hasil  foto  menjadi terlalu  terang/over exposure. Begitu sebaliknya   menjadi   terlalu   gelap/under  exposure.  Eksposur merupakan  inti  dalam  fotografi  yang  juga  memainkan peran utama  dalam  menentukan  baik  atau  buruknya  kualitas  foto Anda.

Pada kamera DSLR telah disediakan beberapa pilihan mode eksposur "khusus" yang bekerja secara auto untuk keperluan tertentu  seperti  memotret  potret,  landscape,  olahraga, kembang api, close-up, dll. Secara keseluruhan mode eksposur pada kamera terkadang disebut juga sebagai mode pemotretan. Namun sayangnya mode auto atau mode lain serupanya hanya bekerja sesuai kehendak program, bukan sesuai kemauan Anda. Maka terkadang hasil foto menggunakan mode auto ini berbeda dengan yang Anda harapkan. Oleh sebab itu, sejatinya eksposur yang lebih baik itu adalah yang dibentuk secara manual sesuai keinginan Anda.

 

Sebenarnya Eksposur dipengaruhi oleh tujuh hal, yaitu:

1. Jenis dan intensitas sumber cahaya

2. Respon benda terhadap cahaya

3. Jarak kamera dengan benda

4. Shutter speed.

5. Aperture/Bukaan.

6. ISO.

7. Penggunaan filter tertentu.

Dari ketujuh faktor tersebut, ada tiga faktor yang sangat berkaitan dan berinteraksi untuk membentuk sebuah eksposur. Petterson memberi ilustrasi tentang interaksi tiga elemen tersebut sebagai sebuah Segitiga Eksposur.

 

Ketiga elemen tersebut adalah:

1.  Shutter Speed – rentang waktu “jendela’ di depan sensor kamera terbuka.

2.  Aperture – seberapa besar lensa terbuka saat foto diambil

3.  ISO – ukuran seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya

 

1. Shutter Speed

Shutter speed adalah lamanya waktu shutter/rana terbuka hingga tertutup, saat kita memotret dengan menekan tombol shutter. Semakin lama waktu shutter atau rana terbuka dan tertutup, maka semakin besar peluang cahaya yang masuk dan menghasilkan foto yang terang.

Anda bisa mengatur rentang waktu (shutter speed) tersebut secara manual. Pengaturan tidak bisa dilakukan pada mode Auto atau Program.

Jika ingin memotret gerakan cepat (olahraga atau kendaraan berjalan) maka Anda membutuhkan shutter speed yang sangat cepat pula yaitu kisaran 1/500 - 1/1000. Namun jika Anda memotret subjek diam maka nilai aman untuk mendapatkan hasil yang baik dan mencegah "hand shake (getaran oleh tangan)" yaitu gunakan shutter speed 1/100 - 1/250. Pada kondisi kurang cahaya dengan shutter speed yang sangat cepat tentunya cahaya yang diterima oleh sensor akan sedikit dan hasil foto Anda akan cenderung gelap. Oleh karena itu Anda harus cerdas menggunakannya dengan mempertimbangkan pengaturan pembentuk eksposur lainnya (diafragma dan ISO).

 

2. Aperture / Diafragma

Aperture / diafragma adalah lebar sempitnya bukaan lensa. Semakin lebar bukaan pada lensa maka semakin banyak pula cahaya yang masuk, dan hasilnya dapat meningkatkan kecerahan pada foto Anda. Selain itu, lebar sempitnya bukaan aperture juga mempengaruhi ruang ketajaman pada gambar (depth of field).

Nilai aperture ditulis dalam satuan "f/". Nilai aperture dipahami secara terbalik. Sebagai contoh, untuk bukaan terlebar diwakili oleh nilai yang kecil katakanlah ia "f/1.8" atau lebih kecil dari itu. Sedangkan untuk bukaan tersempit diwakili oleh nilai yang besar yaitu "f/22". Kesimpulannya adalah semakin kecil nilai aperture maka semakin lebar bukaan pada lensa, begitupula sebaliknya.

Sama halnya seperti shutter speed bahwa aperture bisa diatur sesuka Anda hanya pada mode manual exposure (M) atau aperture priority, dan Anda tidak bisa mengaturnya pada mode auto atau program (P).

 

3.  ISO (International Organization for Standardization)

ISO adalah ukuran seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya. ISO adalah pengaturan untuk menentukan tinggi rendahnya pencahayaan pada hasil foto Anda.

Anda tidak selalu berhadapan dengan kondisi cahaya yang cukup terang. Akan ada saat dimana Anda memotret dalam ruangan atau di malam hari. Pada kondisi seperti itu cahaya sangat minim dan Anda membutuhkan pengaturan dukungan dari ISO untuk memaksimalkan kualitas cahaya pada foto Anda.

Memang ada cara lain untuk menghadapi kondisi yang kurang cahaya yaitu dengan mengatur shutter speed menjadi lambat agar banyak cahaya yang masuk ke sensor. Akan tetapi trik ini memiliki risiko terjadi motion blur pada hasil foto Anda. Oleh sebab itu mengatur ISO tinggi adalah solusinya tapi itupun juga memiliki risiko timbulnya noise pada foto.

Nilai ISO memiliki kelipatan "x2" dan ISO default atau terendah adalah 100. Sedangkan kelipatannya yaitu 200, 400, 800, 1600,

3200, 6400, dan seterusnya. Kelipatan atau tingkatan ISO tersebut disebut dengan istilah "stop". "naik 1-stop" maka berarti ISOnya naik dari nilai 100 ke 200 dan seterusnya.

Sulit menentukan mana nilai ISO ideal karena itu tergantung kebutuhan dan kondisi cahaya ditempat Anda memotret. Namun untuk menghasilkan foto dengan "kualitas aman (tidak noise)" maka Anda bisa menggunakan ISO antara 100 - 400.

ISO tertinggi yang disarankan agar tidak menimbulkan noise yaitu 800. Akan tetapi ada pula kondisi dimana Anda membutuhkan ISO hingga 3200. Berbeda dengan cara mengatur shutter speed dan aperture, selain mode auto, Anda bisa leluasa mengatur ISO pada mode manual exposure (M), shutter priority (Tv atau S),  aperture priority (Av atau A), bahkan mode program (P).

Sumber Foto:
1. https://mnrdphoto.files.wordpress.com/2014/02/mnrd-photo-exposure-triangle.jpg?w=1400
2. http://obengplus.com/news/image/2014jan/02belajar-menjadi-nightscapes5.jpg
3. https://i.imgur.com/yiM2THB.jpg
4. https://petapixel.com/assets/uploads/2016/06/aperture-effect-chart-2-710x700.jpg
5.0//www.silverfoxpics.com/wp-content/uploads/2017/01/ISO-Scale-1000x487.jpg